Untuk menuju ke Dieng saya harus ke Wonosobo dulu, saya dari Semarang menggunakan motor sekirar 2-3 jam perjalan, kalau naik bus umum sekitar 4-5 jam dari Semarang dan busnya sangat jarang kalau dari Semarang, menggunakan motor ke Wonosobo dari Semarang bukan medan yang gampang di lalui meski sebagian jalan memang sudah bagus tetapi terkadang menjadi makin lama karena faktor cuaca, ada dua pilihan jalan yang biasa saya lalui yang pertama dari Semarang ke arah Magelang kemudian belok ke ke arah Temanggung baru Wonosobo tetapi dengan jalan yang lebih jauh dan banyak truk karena ini jalan lintas propinsi atau pilihan kedua adalah dari Semarang kemudian memotong jalan lewat daerah bernama Bandungan ke Sumowono ke arah Temanggung kemudian Wonosobo tetapi dengan kondisi jalan yang naik turun jarang ada rumah penduduk jalanan sepi sebagian besar hutan dengan lerengan terjal dan jurang di kanan kiri jalan antara Sumowono - Temanggung harus ekstra hati-hati, tetapi saya sering memilih opsi ke.2 bila ke Wonosobo lebih tenang dan pemandangan bagus ketika masih terang, oh iya jarak tempuh 2-3 jam itu tergantung kecepatan laju motor dan kondisi cuaca, makin buruk cuaca ya makin lama, karena kawasan Sumowono ini sering kabut tebal seketika apalagi kalau sudah memasuki kawasan Parakan - Kledung antara Temanggung-Wonosobo nah di situ itu pas berada di antara gunung Sindoro dan gunung Sumbing yang sering berkabut dan dinginnya luar biasa terlebih lagi saat musim hujan kondisi bisa makin buruk dan waktu tempuh jadi makin lama, tapi beberapasudut di antara Wonosobo-Parakan kita akan mendapatkan pemandangan yang luar biasa, serta kita seakan sejajar dengan awan dan seolah-olah kita berada di langit.
Pernah saya sampai daerah setelah Parakan waktu malam hari dan kondisi waktu itu musim hujan jadi kabut sangat tebal dengan jarak pandang enggak lebih dari 3 meter, pas di jembatan sampai benar-benar enggak ngelihat orang dan hampir tertabrak, enggak cuma itu karena hindari orang di jembatan itu saya sampe tidak menyadari kalau ada truk dari arah yang berlawanan karena jarak pandang yang terhalang kabut untung tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, bahkan sorot lampu tidak bisa maksimal menembus kabut.
Dari Kota Wonosobo lah perjalanan dapat di tempuh sampai ke Dieng dengan jalan naik turun khas pegunungan dan terdapat perkebunan teh dan ladang sayuran yang menjadi lahan mata pencaharian masyarakat Wonosobo dan aroma khas dari lemi sebutan untuk semacam pupuk kandang dari kotoran ayam oleh masyarakat Wonosobo, ada gardu pandang di beberapa tikungan untuk melihat hamparan keindahan alam Wonosobo dari atas bukit, saat memasuki kawasan wisata Dieng ada loket dari dinas pariwisata kita akan di tawarkan paket terusan atau satuan yang bisa di beli di setiap objek wisata, karena kawasan wisata Dieng ini terdiri dari komplek candi Dieng yang terdiri dari tiga buah candi Hindu dengan candi perwara atau candi pendamping yang sudah tidak utuh lagi, ada beberapa kawah vulkanik yang terkenal ya kawah sikidang yang selalu berpindah pindah dan beberapa danau seperti telaga warna yang merupakan danau vulkanik yang tidak berwarna-warni selain warna hijau creamy seperti susu rasa melon dan telaga pengilon yang sanggat jernih sehingga bisa buat percermin seperti namanya pengilon yang dalam bahasa Jawa
"ngillo" berarti ngaca atau bercermin, ada juga Dieng Volcanic theatre, Gua Semar, Museum dan Sumur Jalatunda, belum semua tempat sempat saya kunjungi karena faktor cuaca dan udara dinginnya, Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari dan entah kenapa saya benar-benar enggak tahan sama dinginnya Wonosobo.
|
-perjalanan Wonosobo - Dieng, yang ini enggak naik motor, tapi jendela di buka karena sejuk banget udaranya- |
|
|
|
-candi Arjuna komplek candi dieng- |
|
-candi dieng- |
Kata temen saya yang sempat tinggal di Dieng pada musim Kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C dan kadang di pagi hari dan memunculkan salju atau es, sebenarnya bukan salju tetapi semacam embun beku disebut
bun upas ("embun racun") oleh masyarakat setempat karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian, selain itu Dieng dan Wonosobo di anugerahi alam yang indah dengan tanah pertanian yang subur, bayangkan peradaban masa lalu di sebuah puncak gunung yang indah, mungkin karena itu dewa dewi dulu tinggal disini yang bagai Khayangan (surga).
|
-gunung Sindoro fajar dari balkon- |
No comments:
Post a Comment